Jumat, 08 Juli 2011

Memori Simposium Internasional Bahasa Indonesia di Jogya

5 Mei 2011
Pengalaman menarik terjadi saat ke Jogya dalam ajang mengikuti Simposium Internasional. Aku bersama dengan 3 temanku ditinggal oleh ketua kelompok kami secara tidak sengaja, parah. Padahal kamilah yang menunggu ketua kami yang datang terlambat. Dengan santainya, dia sms kami kalau dia sudah naik KRL ke ekonomi ke st. Tebet.. gubrak. Tanpa berpikir terlalu lama, kami (yang ditinggalnya) langsung menukar tiket kami dengan KRL ekspres ke berhenti di st. Tebet.. 5 menit kemudian, kereta datang dan kami menyusul ketua kami. Sesampainya di st. Tebet, kami tidak mencari ketua kami, masyaAllah tu orang nunggu kami di mana kok dicari-cari gak ada?? ternyata dia menunggu kami di bawah pohon di tempat yang gelap, bussyeett dahh.. pantesan kami gak nemuin dia, *geleng2.
Perjalanan dilanjutkan menuju st. Jatinegara diiringi tawa dan canda yang membahana di dalam angkot 44. Karena bercanda dan tertawa mulu, kami hampir saja keblabasan. Gubrak, jangan lagi2 dah...
Satu jam lebih kami menunggu, kereta kami datang, akhirnyaaa.. Perjalanan kami dihiasi dengan berbagai macam perasaan dari rasa senang, terkejut, sedih, marah, tak abis pikir, dan kecewa.
Ternyata, rasa ini berlanjut sesampainya dan selama kami di Jogya. Terus terang, kami kecewa dengan acara tersebut. Itu bukan sebuah simposium tp seminar saja. Sudah begitu materi yang menjadi bahasan tidak menambah wawasan kami, hanya mengulang apa yang telah kami pelajari. Terlebih lagi, pemenang kompetisi makalah adalah seorang plagiator. 80%  isi makalah pemenang makalah adalah kutipan dari internet. Orang tersebut tidak mencantumkan kutipan pada makalah tersebut bahkan internet yang menjadi rujukannya berasal dari alamat atau situs yang tidak bisa dijadikan acuan, yakni wikipedia.. hahaha *senyum sinis dan geli. Kami telah melakukan protes kepada pihak panitia dan penyelenggara. Akan tetapi, kritikan kami diabaikan. Alhasil,selama 3 hari kami menyimpan perasaan kesal dan marah. Tentu saja tidak kami tunjukan karena kami harus menjaga perilaku kami sebagai delegasi dari UI walau sebenarnyaingin sekali aku dan teman2ku menunjukkan kekecewaan kami.
Alhasil, kami baru bisa melampiaskan amarah kami saat di bis dalam perjalanan pulang ke Depok.. huh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar